Rumahmakan sekaligus Rest area. Dulu sebelum ada jalan tol Cipali, saya selalu melalui pantura, dan untuk beristirahat setelah keluar dari pintu tol Cikampek, satu-satunya tempat yang cukup representatif adalah Restoran Pringsewu. Rumah makan ini buka 24 jam, dengan menu yang cukup variatif, tempatnya bersih, termasuk toiletnya,
SLTVCO.ID, Pringsewu - Bagi anda pecinta kuliner seafood yang berada di Kabupaten Pringsewu ada rekomendasi kuliner enak nih tepatnya di Rumah Makan Tata yang berada di sebelah Pasar Pagi Pajarisuk Pringsewu. Disini anda bisa menikmati aneka kuliner nikmat seperti aneka seafood kepiting, udang, cumi-cumi, aneka olahan ikan dan ayam bakar yang pastinya gurih dan nikmat.
Untukdi Semarang sendiri, restoran Pringsewu yang berlokasi di Jalan Suari 10 - 12 adalah cabang ke 21 dari seluruh jaringan rumah makan Pringsewu yang dimiliki. Dengan suasana klasik retro yang menempati gedung bekas kantor pusat NV Kian Gwan milik raja gula Oei Tiong Ham mari kita intip yuk bagaimana suasana di dalam Resto Pringsewu ini.
Suksesdengan warung makan pertamanya, Agus Hardyanto sebagai pemilik dan komisaris PT. Pringsewu Cemerlang, mendirikan rumah makan ke dua di Tegal yang diberi nama Pringkembar. Restoran ke dua yang dibuka pun sukses menjadi rumah makan yang banyak dikunjungi di lintasan Pantura. Tak puas dengan dua restoran miliknya, Agus terus mengembangkan
auvC7na. Add to wishlist Add to compare Add a photo Add your opinion After looking at Taman Srigunting, have a meal at Pringsewu Kota Lama Semarang. It's worth visiting this restaurant to try nicely cooked kota and good zeama. Most guests indicate that the waitstaff is accommodating. Professional service is something visitors appreciate here. As most reviewers state, the atmosphere is charming. The average rating of Pringsewu Kota Lama Semarang on Google is Full reviewHide Frequently mentioned in reviews Ratings of Pringsewu Kota Lama Semarang Visitors' opinions on Pringsewu Kota Lama Semarang / 173 Seafood Open now 8AM - 10PM $$$$ Price range per person IDR 148,900 - IDR 372,200 Get directions Ex. gedung Oei, Jl. Suari -12Semarang, Central Java, Indonesia Address Ex. gedung Oei, Jl. Suari -12, Semarang, Central Java, Indonesia Features Сredit cards accepted Delivery Outdoor seating Takeaway Booking Wheelchair accessible Opening hours SundaySun 8AM-10PM MondayMon 8AM-10PM TuesdayTue 8AM-10PM WednesdayWed 8AM-10PM ThursdayThu 8AM-10PM FridayFri 8AM-10PM SaturdaySat 8AM-10PM Similar restaurants nearby
Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Sebagai orang yang mengaku lahir di kota Semarang, aku terkadang malu karena tak banyak tahu tentang budaya dan peninggalan sejarah kota ini. Bahkan hingga sekarang, nonton langsung Warag Ngendog aja aku belum pernah, sungguh terlalu kalau kata Bang Roma. Hingga bulan lalu aku ada sebuah event yang berlangsung di kawasan Kota Lama. Nggak tanggung-tanggung, event tersebut berlangsung selama dua minggu. Mau nggak mau setiap hari aku melewati kawasan tersebut. Dulu aku paling malas kalau harus lewat ke sini, apalagi kalau lewat Polder Tawang, wuih…. Udah rame, sering macet, bau pula. Namun kini aku merasakan ada yang berbeda di kawasan Kota Lama. Perbedaannya sih memang sudah terasa beberapa tahun terakhir, sejak mulai banyak acara digelar di kawasan ini. Sepertinya tahun ini merupakan puncak dari perbedaan tersebut. Pemerintah Kota Semarang sedang melakukan renovasi besar-besaran dalam rangka melindungi cagar budaya. Meski efeknya memang semakin macet parah karena jalan-jalan di kawasan ini sedang diperbaiki, namun beberapa bulan ke depan insya Allah kawasan ini akan semakin nyaman dan cantik. Salah satu bangunan di kawasan Kota Lama yang kini semakin cantik yaitu gedung Oei Tiong Ham. Kini telah dialihfungsikan sebagai Pringsewu Resto. Nah, hari Sabtu yang lalu, tepatnya tanggal 19 Mei 2018, aku menghadiri bincang-bincang antara manajemen Pringsewu Resto Kota Lama Semarang bersama para blogger dan pemandu wisata. Beruntung sekali bisa ngabuburit di Pringsewu Resto. Bukan hanya karena bisa mencicipi menu-menu makanan yang endess, namun juga bisa mendapat pengetahuan tentang sejarah Kota Lama, khususnya tentang gedung Oei Tiong Ham ini. Tentang Oei Tiong Ham Saat mendengar nama Oei Tiong Ham disebut, mendadak ingatanku lari pada artikel yang pernah aku baca beberapa tahun lalu. Si Raja Gula Asia, itu yang aku ingat tentangnya. Ingatan itu semakin diperkuat dengan penjelasan dari Pak Rofiq, salah satu pemandu wisata yang juga diundang menghadiri acara bincang bersama manajemen Pringsewu Resto hari Sabtu lalu. Bisa dibilang Oei Tiong Ham ini adalah konglomeratnya orang Semarang pada jaman old. Bahkan konon total kekayaannya mencapai 200 juta gulden. Dikutip dari Oei Tiong Ham ini pada akhirnya mendirikan Oei Tiong Ham Concern. Awalnya memang hanya mengurusi pabrik gula, namun kemudian berkembang ke arah perkebunan tebu, perusahaan dagang, pelayaran, konstruksi, real estate dan perbankan. Kiprah bisnis Oei Tiong Ham yang disebut terakhir merupakan bank Tionghoa pertama di Jawa. Pantas saja ya kalau kekayaannya ditaksir sebanyak itu? Bahkan pabrik gula Oei Tiong Ham Concern sendiri cukup besar. Nggak tanggung-tanggung, perusahaan milik Oei Tiong Ham ini pernah memiliki lima pabrik melalui akuisisi sejumlah pabrik yang gulung tikar pada 1880-an. Lima pabrik gula ini antara lain PG Rejoagung, Krebet, Ponen, dan Tanggulangin. Mantap! Kunci suksesnya mengelola bisnis gula karena mampu menjadi terdepan dalam teknologi. Pabrik-pabrik gula Oei Tiong Ham adalah yang pertama menggunakan teknologi elektrifikasi. PG Rejoagung merupakan pabrik gula pertama di Hindia Belanda yang dijalankan dengan tenaga listrik. Ia juga mempekerjakan para teknisi barat, akuntan, dan pengacara didikan barat. Para ahli dari Jerman juga didatangkan sebagai penasihat untuk mengolah hasil panen secara modern. perbedaan suasana sore dan setelah magrib di Pringsewu Kota Lama Sayangnya usia Oei Tiong Ham tidak cukup panjang. Ia meninggal di usianya yang ke 57 di Singapura. Ia pindah ke Singapura karena berselisih mengenai hak waris dengan aturan Belanda yang dipakai di Indonesia saat itu. Hak waris menurut Hindia Belanda mengharuskan anak-anak mendapat jumlah yang sama rata, sedangkan Oei Tiong Ham yang punya 26 anak dari 8 istri hanya ingin mewariskan perusahaan kepada anak-anak yang dirasa mampu mengelolanya. Sementara anak-anak yang tidak cakap dalam bidang usaha hanya akan diwarisi uang. Hingga pada akhirnya di tahun 1961, pemerintah Indonesia menyita dan mengambil alih seluruh aset-aset Oei Tiong Ham Concern di Indonesia. Lalu pada tahun 1964 dibentuk BUMN bernama PT Rajawali Nusantara Indonesia untuk mengelola aset-aset tersebut. Ternyata gedung yang kini ditempati oleh PT Pringsewu Resto Kota Lama Semarang bukan satu-satunya gedung milik Oei Tiong Ham. Dikutip dari gedung-gedung milik Oei Tiong Ham berada di beberapa titik Semarang, antara lain rumah mewah di kawasan Gergaji sekarang Jalan Kyai Saleh yang dulu ditempati oleh Oei Tiong Ham dan keluarganya. Rumah tersebut pasca “penyitaan” telah beberapa kali berpindah tangan. Untuk waktu yang lama pernah digunakan oleh Kodam Diponegoro dan diberi nama “Balai Prajurit”, kemudian sempat dipakai sebagai kampus sebuah Perguruan Tinggi Swasta. Rumah tersebut dulunya cukup mewah dan memiliki halaman yang sangat luas sekali. Saking luasnya halamannya sampai menjangkau kawasan Simpanglima, Pleburan kampus Undip , kampung Gergaji dan Jalan Pahlawan, Semarang. Bahkan beberapa sumber mengatakan kalau pusat pemerintahan Jawa Tengah, yaitu kantor Gubernur Jateng, Pengadilan Tinggi, Kejaksaan Tinggi yang terletak di Jalan Pahlawan, semua atau sebagiannya menempati tanah bekas lokasi halaman rumah Oei Tiong Ham ini. Sepanjang tahun 1920-an sampai menjelang masuknya Jepang, Jalan Pahlawan dulunya bernama “Oei Tiong Ham Weg” atau Jalan Oei Tiong Ham. Bener-bener orang kayah ya pak Oei Tiong Ham ini. Berkenalan dengan Pringsewu Resto Teman-teman yang sudah sering lewat jalur pantura pastinya sudah tidak asing lagi dengan nama Pringsewu Resto. Restoran ini terkenal dengan cara marketingnya yang oke punya. Dengan memberikan road sign di sepanjang jalan yang menginformasikan jarak menuju Pringsewu terdekat. Pringsewu Resto sendiri kini ada di bawah naungan Pringsewu Group. Selain Pringsewu Resto, Pringsewu Group juga membawahi dua brand lain, yaitu Kabayan dan Mie Pasar Baru. Hingga saat ini Pringsewu Resto telah memiliki 15 cabang yang tersebar di kota-kota Indonesia, salah satunya tentu saja di Kota Lama Semarang yang baru saja dibuka di bulan Mei 2018. Dikutip dari Bincang Bisnis pemilik awal Pringsewu yaitu Pak Agus Hardianto. Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pringsewu Cemerlang. Pada tahun 1987 rumah makan Pringsewu yang pertama dibangun di Purwokerto, Jawa Tengah. Rumah makan itu dinamakan dengan Pringgading. Saat itu, bisnis restoran belum berkembang seperti sekarang. Apalagi, Pak Agus tidak hanya ingin membuat rumah makan sebagai tempat makan biasa, namun sebuah tempat makan yang nyaman lengkap dengan taman yang luas. Pak Agus ingin semua orang yang mampir ke rumah makannya tidak hanya puas dengan makanannya tapi juga merasa nyaman dan rileks, sehingga lelah selama perjalanan bisa hilang dan siap melaju lagi jika harus melanjutkan perjalanan. Maka tak heran jika Pringsewu Resto selalu menempati lahan yang luas. Melihat animo masyarakat yang sangat antusias, satu per satu cabang pun kemudian dibuka. Dari Yogyakarta, Baturaden, Pekalongan, Pemalang, Cirebon, Sumpiuh, Indramayu, hingga kini ada juga Pringsewu Kota Lama Semarang. jajaran manajemen Pringsewu Kota Lama Semarang Pada saat acara bincang santai bersama blogger dan pemandu wisata, manajemen dari Pringsewu Resto Kota Lama Semarang diwakili oleh pak Arsyanto Wahyu dan Rosyad Khan yang merupakan Direktur Marketing, dan ada juga pak Sunarto dan Andi Bram yang merupakan manajer. Keunggulan Pringsewu Resto 1. Memiliki Menu Spesial Nasional dan Spesial Lokal Pringsewu selain mempunyai produk spesial nasional gurame, sup buntut, ayam yang bisa kita temukan di seluruh RM Pringsewu, juga memiliki beberapa produk lokal, misalnya Pringsewu Yogyakarta memiliki menu lodeh pinggir sawah, Pringsewu Pantura punya menu kepiting lemburi, Pringsewu Indramayu memiliki menu khas yang dinamakan ikan cetong, sedangkan Pringsewu Jawa Barat ada nasi timbel. Semua menu lokal digali dari potensi yang ada di daerah masing-masing. Pringsewu memiliki tim research and development yang bertugas untuk menggali dan mencari tahu potensi yang ada di daerah tersebut, serta makanan apa yang khas di daerah tersebut dan banyak disukai. Seperti di Yogyakarta, ada menu jamur, maka kemudian Pringsewu membudidayakan jamur sendiri dan kini sudah ada di semua cabang. Pantas saja, Sabtu lalu para manajemen juga menanyakan pada kami yang saat itu hadir untuk memberikan masukan dan saran terkait menu khas yang bisa disajikan di Pringsewu Resto Kota Lama Semarang. 2. Membudidayakan Sendiri Bahan Makanan Berbeda dengan resto dan rumah makan lainnya, Pringsewu ini menjamin kalau kualitas bahan bakunya sangat segar karena diproduksi sendiri. Selain lebih segar, harga bahan baku pun cenderung menjadi relatif murah karena memetik di kebun sendiri tidak perlu ada ongkos transport-nya. 3. Experience Restaurant Pringsewu menjadi resto yang ingin bisa terlibat dengan pelanggan dengan menciptakan pengalaman manis bersama mereka. Misalnya, ketika ada pelanggan yang berulang tahun, tim dari Pringsewu akan menyuguhkan tabuh-tabuhan sebagai tanda ucapan selamat ulang tahun. Tidak hanya itu, pelanggan yang berulang tahun pun juga diberikan bingkisan. Bahkan di beberapa cabang dilengkapi juga dengan pertunjukan sulap. Selain ucapan ulang tahun, Pringsewu Resto juga akan menyambut biro perjalanan yang membawa rombongan tamu dengan tari-tarian. Sewaktu aku dan teman-teman blogger menghadiri bincang santai dengan manajemen resto, kami juga berkesempatan melihat ada seorang pengunjung yang diberi ucapan selamat ulang tahun oleh para karyawan Pringsewu Resto Kota Lama Semarang. Sayang saking takjubnya, aku sampai lupa mengambil gambarnya. Saat itu sambil diiringi lagu Selamat Ulang Tahun dari Jamrud band, para karyawan membawakan bingkisan dan mempersilakan pengunjung tersebut berfoto dengan dekorasi yang telah disediakan. Seru deh. 4. Kualitas Masakan yang Sama di Setiap Cabang Pringsewu Resto menjamin bahwa kualitas masakan di setiap cabang pasti sama karena bumbu-bumbu diproduksi oleh Pringsewu pusat di Purwokerto. Kemudian bumbu tersebut dikirim ke seluruh cabang dengan standardisasi tertentu. Agar bumbu tidak basi, ada cara penyimpanan khusus, bisa dengan freezer atau vacuum. 5. Pringsewu Club Card Pringsewu Resto juga menyediakan Pringsewu Club Card yang bisa digunakan di semua cabang restoring Pringsewu. Dengan kartu ini, pelanggan bisa menikmati diskon atau paket-paket khusus sesuai dengan cabang yang dikunjungi. Menu Buka Puasa dan Syawalan Pringsewu Resto Kota Lama Semarang Setelah berbincang-bincang asyik dengan para manajemen resto, kami pun berkenalan dengan menu-menu yang ada di Pringsewu Resto Kota Lama Semarang. Sambil mengabadikan menu-menu tersebut lewat kamera hp, sesekali aku pun melirik jam, saat itu rasanya waktu berbuka puasa kok jadi lama sekali, hehe. Sedangkan makanan di meja sudah siap diterkam. Mau tahu menu apa saja yang bisa dipesan di Pringsewu Resto Kota Lama Semarang, cuzz kepoin… awas jangan sampai batal lo ya puasanya. Sego Bandhem Yang nggak orang Jawa pasti pengen tahu apa arti nama dari menu ini. Sego berarti nasi, sedangkan bandhem sendiri merupakan aktivitas berhubungan dengan melempar sesuatu ke kepala orang. La terus kalau sego bandhem, apakah maksudnya melempar nasi ke kepala orang? Hehe, jangan dong ya… Itu istilah saja kok. Bandhem di sini mewakili bentuk nasi yang disajikan mirip bola atau batu. Sego Bandhem di Pringsewu Resto Kota Lama Semarang memiliki beberapa pilihan. Ada yang bisa dinikmati dengan Ayam Geprek alias ayam goreng yang dilumuri sambal ulekan tangan, tahu goreng dan tempe. Yang nggak begitu suka ayam, bisa memilih opsi telur dadar dan bakso goreng. Selain pilihan tersebut, Sego Bandhem ini juga punya kejutan lo. Ternyata di dalam Sego Bandhem tersembunyi ikan teri yang dijamin nyam nyam rasanya. Udang Saus Mangga Aku sempat mencicipi menu yang ini. Hmm, nikmatnya udang berukuran besar yang dilumuri saus mangga beradu di lidah memberikan sensasi tersendiri. Awalnya cukup mengejutkan rasa kecutnya di mulutku, tapi lama-lama nggak bisa berhenti makan. Selain Sego Bandhem dan Udang Saus Mangga, tentu saja masih ada menu lainnya semacam Gurame Pesmol, Gurame Cabe Garam, Udang Saus Padang. Jika nggak mau makan berat, kita juga bisa memilih makanan ringan seperti tempe mendoan, pisang krispi dan onde-onde yang nggak kalah nikmat. Pokoknya menu di Pringsewu Resto memang super komplit. Nah, berhubung saat ini sedang puasa dan beberapa hari ke depan akan mendekati lebaran, pastinya banyak yang sedang siap-siap untuk mencari tempat berbuka puasa bareng teman-teman lama atau saudara. Pringsewu Resto Kota Lama pas banget deh buat jadi pilihan tempat hangout bareng teman atau keluarga. Mumpung lagi ada paket istimewa buka puasa dan syawalan. Mau tahu? Berwisata ke Kota Lama Semarang Seperti yang aku bilang di atas, selain dihadiri oleh para blogger, acara bincang santai nan asyik bersama manajemen resto juga dihadiri oleh pemandu wisata Kota Lama DUTAKOLA. Saat itu yang hadir ada pak Rofiq dan mbak Vita. Beruntung bisa hadir di acara tersebut, aku jadi tahu tentang DUTAKOLA dan paket-paket wisata yang tersedia; Paket Wayang Suket Paket Walking Tour Paket Cycle Tour Paket Vespa Sespan Paket Kampung Batik Paket Belajar Gamelan Di antara semua paket itu, Pak Rofiq menyatakan kalau Paket Wayang Suket termasuk yang paling banyak dicari. Wayang Suket sendiri memang tidak hanya ada di Semarang, namun demi memberikan ciri khas Indonesia, pak Rofiq mengkhususkan untuk memberikan souvenir berupa wayang suket dengan tokoh Dewi Sri. Tokoh tersebut dipilih karena merupakan tokoh wayang khas Indonesia yang dikenal sebagai dewi padi/ dewi kesuburan. pak Rofiq cerita tentang Wayang Suket Dewi Sri Silakan dipilih paket wisata mana yang ingin teman-teman cicipi, dan selamat menikmati indahnya The Little Netherland or Venice van Java. Ya, Semarang seringkali disebut dengan dua istilah tersebut oleh para turis mancanegara. Selamat terpesona dengan keindahan bangunan-bangunan tua di Kota Lama yang masih berdiri kokoh lengkap dengan sejarahnya yang memukau. Nah, setelah melihat-lihat Kota Lama Semarang sampai puas, jangan lupa mampir ke Pringsewu Kota Lama Semarang yang bertempat di Jalan Suari 10-12 Kota Lama Semarang. Untuk reservasi dan informasi bisa menghubungi 0813 9260 8822. Nggak perlu pikir-pikir lagi, cuzz booking tempat sekarang juga ya, pals! Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Referensi
The TavernRestoran Steak, Bar, Eropa, Restoran bir$$ - $$$The TavernRestoran Steak, Bar, Eropa, Restoran bir$$ - $$$Telusuri Semarang Berdasarkan MakananThe TavernRestoran Steak, Bar, Eropa, Restoran bir$$ - $$$The TavernRestoran Steak, Bar, Eropa, Restoran bir$$ - $$$Asia, Indonesia$$ - $$$MenuAsia, Indonesia$$ - $$$MenuItalia, Amerika$$ - $$$MenuMakanan Laut, Asia$$ - $$$Restoran Steak, Bar$$ - $$$MenuMakanan Laut, Asia$$ - $$$MenuItalia, Jepang$$ - $$$MenuMakanan Penutup, Jepang$$ - $$$Internasional, Asia$$ - $$$Makanan Laut, Asia$$ - $$$Restoran Steak, Mediterania$$ - $$$MenuJepang, Makanan Cepat Saji$$ - $$$Menu
Alhamdulillah 22 Februari kemarin komunitas kami blogger Gandjel Rel GR memasuki usia yang ke-4. Waah tahun depan udah lulus posyandu dong yah. Seperti kebiasaan tahun sebelumnya, tiap ultah kami kumpul untuk mengadakan syukuran. Kalo tahun lalu hanya dihadiri member GR saja, karena kami mengambil tema beauty, kali ini kami juga mengundang blogger lain di luar GR, jadi tambah seru. Syukuran ultah Gandjel Rel dadakan sehari setelah hari H yaitu di tanggal 23 Februari. di Restoran Pringsewu Semarang. Ngga cuma potong tumpeng dan kue ultah aja, kami juga mengadakan workshop kepenulisan dengan mengundang Agus Mulyadi GusMul seorang blogger, penulis buku, juga redaktur media online mojok. Gus Mul menceritakan pengalaman yang menggelitik saat ia mulai terjun ke dunia kepenulisan. Sebelumnya doski lebih dikenal sebagai tukang edit-edit foto. Banyak fotonya bersama artis terkenal atau pejabat yang sebenarnya hasil editan tapi terlihat real. Kepiawaiannya mengedit foto tak diragukan lagi. Sehingga ketika belio beneran foto sama artis orang-orang tetep mengira kalo itu hasil editan. Gus Mul juga berbagi semacam tips dalam menulis. Ada lima hal yang menjadi point penting. Pertama dalam menemukan ide cerita bisa dari kegelisahan sehari-hari. Kedua, pandai memilih diksi, oleh karenanya penting bagi kita untuk memperbanyak perbendaharaan kata. Ketiga ciri khas, supaya tulisan kita berkarakter sehingga menjadi pembeda dengan tulisan lainnya. Keempat sudut pandang. Sebuah objek bisa mengahasilkan bayak cerita tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Dan yang kelima adalah kutipan sebagai nilai lebih dari tulisan kita. Baca juga Resolusi Ngeblog 2019, Ngeblog Untuk Bahagia Seusai sesi workshop bersama Gus Mul, kamipun menyantap hidangan yang telah disediakan Resto Pringsewu. Ada sop sosis, ayam saus padang, mie goreng, tahu kemul, dan buah. Tumpengnya juga made in Pringsewu lho! Ohya ini kunjungan kedua saya ke Pringsewu. Yang pertama pada saat nemenin Hana playdate bikin pizza bersama komunitas playdate manfaat. Ada pilihan ruangan bersofa di lantai milik Pringsewu Semarang memang seringkali dijadikan jujukan tempat acara. Di bangunan berlantai dua ini terdapat beberapa ruangan yang bisa dibooking untuk event meeting, arisan, ulang tahun, atau acara lainnya. Waktu playdate membuat pizza, kami menempati ruangan bagian belakang yang tidak terlalu luas karena memang pesertanya tidak terlalu banyak. Semenara saat acara ulang tahun kemarin dikarenakan butuh ruang yang lebih besar kami diberi tempat di lantai dua. Restoran Pringsewu ini namanya sudah tidak asing bagi saya, tentu bagi kamu juga terutama yang sering melintasi jalur pantura, sering menemui spanduk bertuiskan Pringsewu sekian meter lagi di pinggir jalan. Kalau Pringsewu yang di Pantura nampaknya lebih menyasar konsumen yang sedang safar atau dalam perjalanan, di Semarang ini berkonsep wisata. Kuliner, sejarah, dan belanja. Berada di bangunan Cagar Budaya yang dulunya milik Oei Tiong Ham, konglomerat tersohor yang dijuluki Raja Gula dari Semarang. Konon usia bangunan ini sudah mencapai sekitar 150 tahun lho! Pada saat acara ultah Gandjel Rel kemaren, teman-teman juga nampak asyik mengambil foto di berbagai sudut resto. Karena emang instagramble banget! Petugas resto dengan senang hati mengantarkan para tamu resto melihat-lihat bangunan bersejarah yang di dalamnya. Menunya juga beragam. Diantaranya ada nasi udang asam manis, nasi ayam saus barbeque, nasi bandem cumi, dan gurameh pecak. Menu-menu ringan seperti tahu kemul, mendoan juga ada. Harganya bersahabat, rasanya enak, porsinya lumayan besar. Ada yang baru juga lo dari Pringsewu Semarang, yaitu "Teraz Oie Tiong Ham". Tiap Senin-Jumat sore kita bisa menikmati menu camilan dari Pringsewu seperti roti ayam, roti keju, banana roll, tahu walik. Cocok buat nongki-nongki bareng temen atau melepas lelah setelah berwisata di kawasan kita lama Semarang. Apalagi di sini juga sedia berbagai macam oleh-oleh khas Jawa Tengah. Habis makan bisa sekalian berburu oleh-oleh buat keluarga di rumah. Resto ini dilengkapi dengan fasilitas mushola dan toilet, bahkan disediakan juga toilet khusus difabel. Yang mau ke Pringsewu Semarang, langsung datang ke kawasan Kota Lama ya, persisnya di 11-12. Cari lewat Google Mpas aja mudah kok!
Oei Tiong Ham adalah seorang kaya raya yang berasal dari Semarang. Menjadi salah satu orang termashyur di Asia Tenggara karena berdagang gula adalah takdirnya. Ada banyak sisa-sisa masa jayanya masih kokoh berdiri, namun tak banyak yang mengetahui bangunan itu adalah sederetan saksi bisu kisah sang raja gula. Saya termasuk orang yang suka merunut kisah Oei Tiong Ham. Senang sekali rasanya, ketika mendapat pesan dari mbak Uniek untuk berbuka puasa bersama di Restoran Pringsewu Kota Lama semarang yang baru saja dibuka. Usut punya usut, bangunan ini adalah peninggalan Oei Tjie Sin, ayah Oei Tiong Ham ketika merintis bisnis pertama kalinya. Senang rasanya, satu lagi "petilasan" sang raja gula saya kunjungi. Restoran Pringsewu Semarang terletak di Jalan Suari Kawasan Kota Lama Semarang. Fasad bangunan masih terjaga, menampilkan arsitektur Hindis dengan jendela-jendela tinggi, dan kayu-kayu besi sebagai lantai dan ornamen langit-langit. Berdiri sejak 1 Maret 1862, bangunan yang dulunya bernama NV Handel Matschappij Kian Gwan ini masih kokoh dan ternyata memiliki banyak ruangan di dalamnya. Pertama kali masuk, saya langsung disambut ruangan lobby yang sudut-sudutnya sudah direnovasi. Suasana berubah menjadi ala modern rustic berpadu dengan Scandinavian, dengan ruangan yang berpendingin udara. Ternyata, di lantai dasar juga ada sebuah open space yang cocok untuk out door seating seperti pesta atau sekadar ruangan untuk merokok. Di sudut lantai dasar juga ada Musholla dan toko oleh-oleh. Sensasi bangunan tua masih terasa, namun juga tetap bersih dan modern di beberapa sisi. Saya kemudian naik ke lantai dua tempat acara buka bersama. Lantai dua ini ternyata cukup luas, dengan layout ruangan seperti sebuah aula pertemuan. Cocok untuk yang ingin mengadakan acara grup seperti meeting, buka bersama, reuni, dan tentunya jamuan makan kelompok tour yang sedang berwisata di Kota Lama. Kabarnya, masih ada ruangan luas lainnya yang akan segera tersedia. Maklum, restoran ini masih sangat baru jadi banyak juga yang masih dipersiapkan. Sore itu ada beberapa menu yang disajikan. Semuanya masakan Indonesia berpadu dengan gaya masak ala peranakan, terlihat dari melimpahnya bawang putih goreng yang menjadi taburan di beberapa hidangan. Yang jelas ada satu makanan yang cukup menarik perhatian hari itu selain ragam menu Gurame yang disajikan, yaitu Nasi Bandem. Nasi Bandem adalah menu istimewa dari Restoran Pringsewu Semarang. Menu ini merupakan nasi kepal yang di dalamnya ada isian teri dan disajikan bersama lauk-pauk seperti telur dadar, bakso goreng, tahu, tempe, ayam, dan sambal. Unik, karena bentuknya yang tidak biasa seperti onigiri namun khas Indonesia. Menu ini hanya tersedia di Restoran Pringsewu Semarang saja, tidak ada di Restoran Pringsewu cabang lainnya. Waktu berbuka puasa tiba, saya kebagian menu ikan gurame pecak, dan buncis yang digoreng tepung ditaburi bawang putih goreng. Ikan gurame pecak cukup membuat lidah saya terlena. Paduan rempah yang pedas, wangi, dan kental menyatu dengan ikan gurame yang masih manis dagingnya. Sensasi ketika kuah dan daging ikan menyatu dengan nasi yang pulen namun tidak lembek benar-benar meningkatkan nafsu makan. Senangnya juga ikan guramenya tidak ada rasa tanah, seperti yang kadang ditemukan di ikan air tawar yang jelek perawatan budidayanya. Pemilihan yang cermat dari restoran ini pada bahan baku masakannya tentunya menjadi nilai lebih. Buncis goreng tepungnya juga renyah di luar lembut di dalam. Tepungnya tidak sekadar tepung yang tanpa rasa, namun tepung bumbu yang dari gigitan pertama langsung jelas terasa di lidah, menjelaskan kalau bumbu masakan ini kuat dan pas. Taburan bawang putih gorengnya benar-benar memperkaya cita rasa. Cocok diambil untuk ditaburkan di atas nasi dan memberikan sensasi kriuk ketika dikunyah. Nasi Bandem Gurame Pecak Jus jambu dan tempe mendoan menjadi penutup santapan petang itu. Tempe mendoannya ternyata memang tidak sesuai dengan ekpektasi saya yang berharap merasakan mendoan khas Purwokerto di Semarang. Mendoannya hanya sekadar tempe goreng tepung biasa. Memang belum ada rasanya tempat di luar Purwokerto yang menyajikan mendoan seenak penganan khas kebangaan wong Banyumasan itu. Namun, sambal cocolan tempe mendoannya enak. Sudah hampir mendekati sambal cocol tempe mendoan asli Purwokerto. Lebih dari semua kelezatan masakan itu, yang jelas saya senang berkunjung ke Restoran Pringsewu karena narasi Oei Tiong Ham-nya. Membayangkan sang raja gula remaja bermain di kantor ayahnya, atau membayangkan Oei Hui Lan anak Oei Tiong Ham berkunjung melihat aset-aset mereka di masa lalu adalah imajinasi yang sangat menyenangkan bagi saya. Di restoran ini, sebagian peradaban Asia Tenggara pernah tercipta. Jalur gula yang mahsyur, kisah sosialita dari Oei Hui Lan, kayanya Oei Tiong Ham, dan majunya Semarang karenanya, pernah disaksikan oleh sudut-sudut bangunan yang kini menjadi Restoran Pringsewu Semarang.
rumah makan pringsewu semarang